SEJARAH PEMBENTUKAN
Sejarah
lahirnya Brigif 19/Khatulistiwa terbagi dalam 4 ( empat ) tahun perjuangan
Rakyat Kalimantan Barat antara lain pada Tahun pertama tahun 1945-1950, Tahun
kedua tahun 1950-1958, Tahun ketiga tahun 1958-1985, Tahun keempat tahun 1985-2008.
a. Tahun
1945 s.d 1950.
Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945 disambut oleh para pejuang Kalimantan Barat dengan membentuk wadah perjuangan pada bulan
September 1945, dengan nama PPRI
( Pemuda Penyongsong Republik Indonesia ) Pimpinan Muzani A. Rani, Drs. Doedarso, Hamdi Moursal dan lain-lain.
Dalam tahun ini, sudah muncul perjuangan bersenjata di seluruh wilayah Kalimantan
Barat untuk melawan penjajahan Belanda antara lain oleh Badan Perjuangan
seperti :
1) Pemuda Penyongsong Republik Indonesia.
2) Ikatan Perjuangan Kalimantan.
3) Persatuan Bangsa Indonesia Sambas.
4) Alri Divisi VI Ketapang.
5) Pesindo Ketapang.
6) Badan Pemberontak Indonesia.
7) Barisan Kunci Waja.
8) Badan Organisasi Pemberontakan Merah
Putih.
9) TNI Mandau Telabang.
Seluruh
kekuatan ini merupakan perintis kekutan TNI AD yang pertama di Kalimantan Barat dan kemudian di
bentuk organisasi yang mewadahi, yaitu awal Januari
1950 di resmikan Komando Teritorium Kalimantan dengan Panglimanya, LetnanKolonel Sukanda Brata
Manggala.
Tanggal 2 Februari
1950, untuk wilayah Kalimantan Barat di bentuk Sub Teritorium 1/Kalbar berkedudukan
di Pontianak, dipimpin oleh Mayor Firmansyah kemudian
berubah menjadi Brigade “A“ Sub Teritorium 1/Kalbar, dikomandani Letnan Kolonel DR Sambiyono, selanjutnya
di ubah menjadi Brigade “G“ Teritorium VI/Kalimantan dipimpin Letnan Kolonel A.
Gani.
Sejalan dengan
penyebutan Komando Teritorium Kalimantan dirubah menjadi Komando Tentara dan Teritorium VI/Kalimantan dan selanjutnya dirubah menjadi Komando Tentara dan Teritorium
VI/Tanjungpura sesuai keputusan Kasad Nomor : 033/KSA/PNT/1950, tanggal 20 Juli
1950.
b. Tahun
1950 s.d 1958.
Berdasarkan Surat Keputusan Panglima
Tentara dan Teritorium VI/Tanjungpura
Nomor : G/49/TTK/52 tanggal 1 September 1952, Brigade “ G “ dirubah menjadi Resimen Infanteri 20 Tentara
dan Teritorium VI/Tanjungpura dengan
tanggung jawab wilayah Kalimantan Barat sebagai pimpinan pertama Letnan Kolonel Maryadi, kemudian diganti
oleh Mayor Infanteri Soeharto, Letnan Kolonel
Inf Washington Siahaan, kemudian Letnan Kolonel Inf Soeharto.
Tanggal 17 Juli 1958, Resimen Infanteri 20
Tentara dan Teritorium VI/Tanjungpura ditingkatkan menjadi Komando Daerah
Militer Kalimantan Barat yang dipimpin oleh Panglima Kodam
pertama Letnan Kolonel Inf Soeharto.
Pada tahun ini satuan-satuan
tempur seperti Yonif 641/Beruang, Yonif 642/Kapuas, dan Yonif 643/Wanara Sakti tergelar diwilayah
Kalimantan Barat.
c. Tahun 1958 s.d 1985.
Tanggal 18 Februari 1960, Kodam Kalimantan Barat dirubah
menjadi Kodam XII/Tanjungpura,
sesuai surat Keputusan Kasad Nomor : KPTS /935/10/1959 yang memiliki dua Korem yaitu :
1) Korem
121/Alambhana Wanawai, berkedudukan di Sintang.
2) Korem 122/Setia Negara, berkedudukan di
Singkawang.
Dalam
rangka Reorganisasi TNI AD, yaitu penataan dan penyempurnaan organisasi TNI AD, maka pada tanggal 29
Desember 1984 telah dilaksanakan Likuidasi
Korem 121/Abw yang berkedudukan di Sintang, dan tanggal 31 Desember 1984 dilaksanakan pula Likuidasi Korem
122/Setia Negara yang berkedudukan di Singkawan.
Pada
tahun ini Perjuangan Rakyat Kalimantan Barat terus berkobar untuk mengembangkan satuan TNI AD yang kuat dan
profesional sehingga mampu mendorong
keamanan dan kesejahteraan Rakyat Kalimantan Barat.
d. Tahun 1985 s.d 2007
Satuan–satuan
yang berkedudukan di wilayah Kalimantan Barat seperti Yonif 641/Bru, Yonif 642/Kps dan Yonif 643/Wns merupakan ujung
tombak Perjuangan Rakyat
Kalimantan Barat dalam rangka mempertahankan Kedaulatan NKRI dan membantu
kesulitan rakyat sekelilingnya, Perjuangan Prajurit Bumi Khatulistiwa sangat
dirasakan oleh masyarakat Kalimantan Barat khususnya dan Kalimantan pada umumnya.
Dorongan
rakyat yang mengharapkan peningkatkan kekuatan TNI AD tidak hanya disatuan-satuan Komando
Kewilayahan saja akan tetapi pada satuan-satuan tempur.
Dengan
semangat pengabdian TNI AD secara bertahap melakukan pembenahan kedalam seperti pembinaan satuan maupun meningkatkan Kemanunggalan TNI dengan Rakyat.
PERKEMBANGAN
BRIGIF 19 KHATULISTIWA
4. Dalam rangka Reorganisasi
TNI AD, yaitu penataan dan penyempurnaan Organisasi TNI AD, maka pada tahun
2007 berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor: Skep/14/III/2007 tanggal 26
Maret 2007 ditetapkan pembentukan Brigade Infanteri 19/Khatulistiwa yang
berkedudukan di kota Singkawang, Komandan Brigif 19/Khatulistiwa yang pertama Letnan
Kolonel Inf George Elnandus Supit.
5. Seiring dengan terus
berkembangnya penataan Reorganisasi pada tanggal 10
Desember 2007 peraturan Kepala Staf Angkatan Darat nomor Perkasad/221/XII/2007
tanggal 10 Desember 2007 tentang pembentukan Yonif 614/Raja Pandhita dan Yonif
644/Walet Sakti di jajaran Kodam VI/Tpr sebagai Yonif diperkuat. Yang
diresmikan pada hari Rabu tanggal 7 Januari 2009 pukul 09.00 WIB dilapangan
Mayonif 644/Walet Sakti Putussibau Kabupaten Kapuas Hulu oleh Letnan Kolonel
Inf Arifin Danbrigif 19/Khatulistiwa. Sesuai dengan Peraturan Kepala Staf
Angkatan Darat Nomor Perkasad/73/XI/2008 tanggal 19 November 2008 tentang alih
kodal Yonif 641/Bru, Yonif 642/Kps Korem 121/Abw Dan Yonif 644/Wls menjadi
organik Brigif 19/Kh di Jajaran Kodam VI/Tpr dengan demikian satuan Brigif
19/Kh membawahi 3 satuan tempur yaitu Batalyon Infanteri 641/Bru, 642/Kps dan
Yonif diperkuat 644/Wls.
6. Berdasarkan Peraturan Kasad Nomor
Perkasad/53/Xll/2013 tanggal 4 Desember 2013 tentang pengalihan Komando dan
Pengendalian Yonif 641/Raider dari Brigif 19/Khatulistiwa ke Kodam
Xll/Tanjungpura sehingga Yonif 641/Bru berubah menjadi Yonif 641/Raider di
bawah Kodam Xll/Tanjungpura, saat ini Brigif 19/Khatulistiwa memiliki 2 satuan
tempur.
a. Brigif
19/Khatulistiwa mengambil nama “
KHATULISTIWA “ karena Pontianak sebagai
Ibukota Propinsi Kalimantan Barat yang dilalui garis Khatulistiwa sebagai titik
”nol” tepat di tengah-tengah bumi, yang ditandai dengan berdirinya Tugu
Khatulistiwa di kota Pontianak sejak tahun 1897. Ini menunjukan pula bahwa
kemerdekaan kita diperjuangkan oleh bangsa Indonesia dari titik ”nol” dan bukan
atas pemberian oleh negara lain melainkan dengan darah perjuangan.
b. Kedudukan Brigif 19/Khatulistiwa di
kota Singkawang menandakan bahwa Brigif 19/Khatulistiwa adalah
perekat Persatuan dan Kesatuan Bangsa, karena warga
kota Singkawang terdiri dari multi etnis dan budaya seperti : Tionghoa, Melayu, Dayak, Jawa, Madura, Sunda dan
sebagainya.
c. Angka
19 memiliki Filosofi sebagai berikut :
1) Angka 1 menunjukkan keyakinan yang tinggi akan Tuhan Yang Maha Esa. Prajurit Brigif 19/Khatulistiwa
merupakan sosok prajurit yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
2) Angka 9 menunjukan angka sempurna,
angka yang tertinggi, sehingga
derap pengabdian prajurit Khatulistiwa harus yang terbaik demi
Bangsa dan Negara.
d. Makna
19 adalah ’’ Bahwa Prajurit Brigade
Infanteri 19/Khatulistiwa memiliki kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, prajurit yang beriman dan bertaqwa yang selalu siap mengorbankan jiwa
dan raganya dan memberikan yang terbaik dalam
pengabdian kepada Bangsa dan Negara ”.